Ilmu Sosial Dasar 10
A
- Prasangka adalah membuat keputusan atau menilai sesuatu/object sebelum mengetahui fakta yang relevan dan kebenaran akan sesuatu/objek tersebut.
- Diskriminasi adalah tindakan yang memperlakukan satu orang atau satu kelompok secara kurang adil atau kurang baik daripada orang atau kelompok yang lain. Disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan orang atau kelompok tertentu.
- Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Maka orang akan menganggap nilai budayanya lebih tinggi dari kebudayaan masyarakat lain.
B
Diskriminasi di Indonesia
Konflik Maluku
Peristiwa ini terjadi pada bulan Januari 1999, sebuah tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh tindakan kriminal yang meledak menjadi kerusuhan.Yang merupakan sebuah rekayasa yang direncanakan oleh orang atau kelompok demi kepentingannya dengan mempergunakan isu SARA. konflik ini merenggut korban jiwa yang tidak sedikit dan pastinya telah membawa penderitaan dalam bentuk kemiskinan bagi rakyat Maluku dan khususnya kota Ambon sendiri. Sebut saja pemuda Kristen yang bekerja sebagai supir angkot (jurusan Pasar Mardika – Batu Merah) dengan pemuda Islam yang sering mabuk-mabukan dan sering melakukan pemalakan. Tanggal 19 Januari 1990 diawali pemalakan oleh pemuda Islam dan temannya kepada pemuda Kristen. Namun tidak digubris mengingat masih hari raya Idul fitri, belum ada penumpang yang diangkutnya. Pemuda Islam terus memaksa dan tidak segan-segan mengeluarkan badiknya untuk menikam. Untungnya pemuda Kristen masih dapat menangkis dengan pintu mobilnya dan bergegas kembali kerumah untuk mengambil golok dan kembali ketempat dimana dia menemukan pemuda islam itu. Si pemuda islam pun berlari ketakutan sehingga masuk ke kompleks Pasar Desa Batu Merah. Ketika ditanya apa permasalahannya dia menjawab bahwa, “ia akan dibunuh oleh orang Kristen”. Suasana semakin mencekam dengan berkembangnya isu pertikaian antar sesama warga Ambon (Maluku) khususnya yang beragama Islam dan Kristen. Masa Kristen melakukan penyerangan ke lokasi yang mayoritas dihuni oleh warga Muslim dan sebaliknya. Timbulnya peperangan ini banyak menewaskan korban jiwa dan membumihanguskan perkampungan dan menjarah rumah harta-harta milik penduduk di tanah Maluku.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan ABRI untuk mengklarifikasi isu-isu yang tidak bertanggung jawab tersebut ternyata tidak mampu meredam kekuatan dari mereka yang menginginkan agar kerusuhan Ambon (Maluku) terus diperpanjang dan diperluas. Penciptaan kondisi ini semakin menguat ketika ABRI (TNI dan Polri) telah dengan sengaja ikut menciptakan konflik yang berkepanjangan melalui penanganan pengendalian keamanan yang tidak profesional dan terkesan bertendensi mengipas-ngipas agar kerusuhan di Maluku tak kunjung selesai.
Peranan Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Militer serta komponen bangsa lainnya yang ada di daerah melalui berbagai upaya mendamaikan pihak-pihak yang bertikai hanya bersifat "semu" belaka. Satu dan lain hal disebabkan karena tidak ada kemauan yang transparan dalam upaya menyelesaikan pertikaian.