Cara Mengatasi Dilema
Dalam Mengambil Keputusan
Untuk mengerjakan tugas Ilmu
Budaya Dasar kali ini, saya akan menceritakan sedikit tentang pengalaman saya
yang belum lama saya alami. Saya sempat mengalami dilema ketika saya diterima
SNMPTN(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di UIN Sunan Gunung
Djati, Bandung. Saya pribadi memilihnya atas hasil diskusi yang saya lakukan
setiap hari pada detik-detik pendaftaran SNMPTN dengan pembimbing konselling di
SMA saya. Saya sebenarnya ingin masuk ke Universitas Indonesia, karena itu
adalah Universitas terbaik yang paling dekat rumah saya dan tempat dimana ayah
saya menyelesaikan pendidikan Sarjananya. Namun atas perkataan teman saya yang
seperti menyarankan untuk memilih sesuai dengan nilai raport saya dan
memojokkan saya, juga saran dari pembibing, akhirnya saya putuskan untuk
memilih UIN dengan jurusan Matematika. Padahal saya pribadi tidak merasa ahli
dalam bidang tersebut. Ketika saya mengabri kedua orangtua saya tentang hal
ini, ayah saya merasa kecewa dan bingung atas sikap labil saya yang malam
memilih Universitas selain Universitas yang saya inginkan. Sedangkan ibu saya
tidak mengijinkan saya untuk kuliah di Bandung karena jauh dari rumah dan
sesungguhnya bukan itu yang benar-benar saya inginkan. Akhirnya saya mendatangi
kampus UIN dan setelah berkonsultasi dengan tata usaha disana, nyatanya saya
amsih dapat mengikuti tes SBMPTN(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)
dan memilih UI dan IPB, dua kampus yang memang saya inginkan. Setelah berdo’a
dan banyak berdiskusi dengan guru saya dan para orang tua di keluarga saya,
akhirnya saya memutuskan untuk melepas UIN. Ternyata saya tidak lulus masuk UI
ataupun IPB, dan ayah saya dilanda kekecewaan. Saya yang tadinya sudah
mendaftar secara online di Trisakti jurusan Arsitektur atas saran ayah saya
juga, tiba-tiba saja semuanya berubah. Dan ayah saya berkata bahwa saya akan
dikuliahkan di Gunadarma dengan alasan Trisakti juga terlalu jauh dari rumah
saya yang terletak di daerah Cibubur. Belum lagi macet dan banjir yang
ditakutkan nantinya akan menganggu kegiatan kampus saya. Akhirnya saya putuskan
untuk kuliah di Gunadarma, saya memilih jurusan Teknik Informatika, yang kata
Tata Usahanya merupakan jurusan unggulan di Gunadarma. Awalnya saya pikir yang
dipelajari di TI kebanyakan seperti Word, Excel, Power Point, dsb. Namun saya
ternyata salah besar, semua itu hanya merupakan sebagian kecil yang saya
pelajari di jurusan ini. Yang banyak dipelajari di TI adalah bahasa
pemrograman, saya yang awalnya merasa kesulitan akhirnya malah menyukainya,
walaupun saya belum menguasai bahasa pemrograman. Saya yang hanya memasrahkan
segala keputusan yang saya ambil dan merasa bahwa dimanapun saya kuliah, jika
saya sungguh-sungguh saya akan tetap menjadi orang yang berhasil, tidak saya
sekali menyesali keputusan saya. Setelah apa yang saya alami, saya dapat
menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menghadapi dilema dalam mengambil
keputusan, adalah dengan berdo’a dan beribadah, mendiskusikannya dengan
orang-orang terdekat dan paling berpengalaman yang saya kenal, dan memasrahkan
diri demi yang terbaik. Dan setelah mengambil keputusan, kita juga harus
percaya bahwa apapun yang kita pilih dan kita alami merupakan yang terbaik yang
Tuhan berikan pada kita. Juga selalu bekerja keras dan melakukan yang terbaik
atas apapun yang kita pilih. Karena selama kita berusaha keras, apapun hal yang
ingin kita capai selama itu memang baik pasti akan bisa kita raih.