Manusia dan Penderitaan
Kisah Kehidupan Oprah Sebelum Sukses
Untuk tugas Ilmu Budaya Dasar
saya kali ini, saya akan membahas kisah tentang Oprah Winfrey, presenter talkshow hebat yang sangat populer
ketika saya masih kecil. Siapa yang tidak mengenal Oprah Winfrey? Presenter sukses
yang menjadi terkenal hampir di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Oprah dikenal
lewat talkshownya “Oprah” program dengan rating tertinggi dalam sejarah dan secara
nasional dari tahun 1986 hingga 2011.
Oprah juga merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan 3,1
miliar dollar. Kesuksesan yang telah dicapai Oprah tidak didapatkannya secara
instan. Wanita Afrika-Amerika ini sudah mengalami berbagai pahitnya kehidupan
sebelum dia bisa sesukses sekarang.
Oprah lahir dari single-mother yang tidak menikah, ibunya
juga sudah putus hubungan dengan ayah Oprah sebelum ia lahir. Ibunya yang
bernama Venita Lee bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga. Setelah Oprah
lahir, ibunya pergi ke daerah utara dan menitipkan Oprah pada neneknya. Oprah
hidup dalam kemiskinan bersama neneknya sampai umur 6 tahun. Dia bahkan selalu
memakai pakaian yang terbuat dari karung kentang, yang membuat anak-anak di
tempatnya tinggal mengejeknya. Neneknya mengajarinya membaca sebelum usianya
tiga tahun dan selalu membawanya ke
gereja, dimana ia dijuluki sebagai "Si Pengkhotbah" karena
kemampuannya membacakan ayat-ayat Alkitab. Ketika Oprah kecil, neneknya memukulnya
dengan tongkat jika dia tidak melakukan pekerjaan rumahnya dan disaat dia
bertingkah buruk.
Pada umur 6 tahun, Oprah pindah
ke Wincousin bersama ibunya, yang kurang mendidik Oprah seperti yang dilakukan
neneknya dulu. Saat itu, ibunya melahirkan
putri lain, adik tiri Oprah, Patricia yang kemudian meninggal pada bulan
Februari 2003, di usia 43 karena kecanduan kokain. Pada tahun 1962, ibunya
mengalami kesulitan merawat dua anak perempuan. Jadi Oprah kembali dikirim
untuk tinggal bersama neneknya di Nashville untuk sementara waktu. Ketika Oprah
berada di Nashville, ibunya kembali melahirkan seorang putri ketiga yang
disiapkan untuk adopsi (dengan harapan untuk melonggarkan kesulitan ekonomi
yang dideritanya) yang kemudian juga dinamai Patricia. Oprah tidak tahu dia
memiliki adik tiri keduanya sampai 2010. Saat Oprah pindah kembali bersama
ibunya, ibunya juga melahirkan seorang anak bernama Jeffrey, saudara tiri Oprah,
yang meninggal karena AIDS pada tahun 1989.
Oprah mengakui bahwa ia
dilecehkan oleh sepupu, paman, dan seorang teman keluarganya, ketika ia berusia
sembilan tahun, sesuatu yang pertama kali ia umumkan kepada pemirsa pada 1986 di
salah satu episode dari talkshownya. Ketika Oprah mengatakan tentang hal ini
pada keluarganya pada umur 24 tahun, mereka tidak mempercayainya.
Pada umur 13 tahun setelah
mengalami pelecehan, Oprah lari dari rumah. Ketika ia berusia 14 tahun, dia hamil
anak pertanya yang akhirnya meninggal setelah lahir secara prematur. Oprah
dikhianati oleh anggota keluarga yang menjual kisah tentang anaknya kepada
National Enquirer pada tahun 1990. Dia kemudian bersekolah di Lincoln High
School. Karena berprestasi, dia dipindahkan ke Nicolet High School, dimana kemiskinan
terus menghantuinya terutama ketika ia naik bus ke sekolah dengan sesama
Afrika-Amerika, yang beberapa di antaranya adalah pembantu keluarga teman-teman
sekelasnya. Dia mulai mencuri uang dari ibunya untuk dihabiskan bersama teman-temannya,
berbohong dan bertengkar dengan ibunya, dan untuk berkencan dengan laki-laki
yang lebih tua.
Ibunya merasa sangat frustrasi dan
kembali mengirimnya untuk tinggal bersama neneknya di Nashville. Vernon mendidiknya
dengan sangat keras dan selalu memproritaskan pendidikannya. Oprah menjadi
mahasiswa dengan honor, dia juga
terpilih sebagai gadis terpopuler, dan bergabung dengan tim pidato SMA-nya di
East Nashville High School. Dia memenangkan kontes pidato, yang dijamin
beasiswa penuh di Tennessee State University. Pekerjaan pertamanya sebagai
seorang remaja adalah bekerja di toko bahan makanan lokal. Pada usia ke-17,
Oprah memenangkan kontes Miss Black Tennessee. Dia juga menarik perhatian
stasiun radio kulit hitam lokal, WVOL, yang mempekerjakan dia untuk melakukan
berita part-time. Dia bekerja di sana pada tahun-tahun terakhirnya di SMA, sampai
dua tahun kuliah pertamanya.
Kesuksesan karir Oprah di media
tidak akan mengejutkan neneknya, yang pernah mengatakan bahwa sejak ia bisa
bicara, dia sudah seperti berada di atas panggung. Pada masa kecilnya, ia
memainkan permainan mewawancarai bonekanya dengan burung gagak di pagar rumah
keluarganya. Oprah mengatakan bahwa neneknyalah yang telah mendorongnya untuk
berbicara di depan umum dan "memberi saya rasa positif dari diri saya sendiri".
Di media lokal, dia merupakan pembaca berita terbaik dan kulit hitam pertama di
Nashville WLAC-TV. Dia kemudian pindah ke Baltimore WJZ-TV pada tahun 1976
untuk menjadi co-anchor “Six O’Clock
News”. Dia kemudian direkrut untuk bergabung dengan Richard Sher sebagai co-host dari talkshow lokal WJZ, “People
Are Talking”, yang tayang perdana pada 14 Agustus 1978. Dia juga menjadi host versi lokal acara “Dialing for Dollars there”.
Semua penderitaan dan kesulitan
hidup yang dialami Oprah membentuknya menjadi seseorang yang pekerja keras dan peduli terhadap orang lain.
Kemiskinan yang dialaminya dan didikan keras dari neneknya telah membentuk
dirinya untuk bekerja keras dan mengasah bakat yang dimilikinya sehingga ia
dapat keluar dari garis kemiskinan yang dideritanya sejak ia lahir. Dan segala
pengalaman pahit dan mengerikan dalam hidupnya, pelecehan seksual, kehamilan di
usia remaja, dan pekhianatan yang dilakukan anggota-anggota keluarganya
membentuk dirinya menjadi seseorang yang peduli dengan orang lain, terutama
orang-orang yang juga mengalami penderitaan seperti yang ia alami. Semua hal
itu dibuktikan dengan segala prestasinya, kesuksesan yang ia raih dan tema-tema
dalam setiap episode yang ada pada talkshownya. Ketika saya kecil, saya sudah
sangat mengagumi sosok Oprah yang sangat inspiratif dan saya menonton
talkshownya yang saya ingat dulu diputar di MetroTV. Acara TV selalu sukses
membuat saya merasa terharu dan ketika saya besar saya mulai mengetahui
pengalaman-pengalaman hidup yang telah dilaluinya, darisitulah saya bisa
memilih untuk menceritakan kisah riawayat hidup Oprah untuk tugas Ilmu Budaya
Dasar saya kali ini. Kisah hidup Oprah membuat saya semakin termotivasi untuk
bekerja keras dalam kuliah saya sehingga suatu hari nanti saya akan bisa
menjadi orang yang hebat dan membanggakan seperti Oprah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar