Ilmu Sosial Dasar 13
Contoh Kasus Prasangka, Diskriminasi dan Entosentrisme
A. Prasangka:
'Pembodohan Massa' soal Gerhana Matahari Total 1983
By Tanti Yulianingsih on 15 Jan 2016 at 20:55 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa gerhana matahari total (GMT) bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun yang paling menghebohkan terjadi pada 11 Juni 1983. Sebab, kala itu fenomena astronomi tersebut ditayangkan secara langsung di televisi.
Namun, rumor terlanjur menyebar di kalangan masyarakat. "Ada semacam pembodohan massal, dengan mengatakan 'awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata'," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin dalam wawancara khusus kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Bahkan, dia menambahkan, ada yang bertindak ekstrem sampai-sampai seluruh jendela rumah ditutup. "Seakan matahari memancarkan radiasi berbahaya," imbuh Thomas.
Tak hanya di situ, di suatu daerah, mata hewan-hewan penghuni kebun binatang ditutup, agar mereka tak buta.
Fenomena langka yang jalur totalitasnya melintasi Jawa disiarkan langsung di TVRI -- stasiun televisi satu-satunya di Indonesia kala itu.
Setelah gerhana matahari total heboh itu, fenomena alam serupa tercatat pernah terjadi pada 1988 dan 1995.
Di negara lain, gerhana matahari total juga ditakuti karena dianggap pertanda buruk. Ibu hamil bersembunyi, gerhana diyakini berdampak pada bayi.
Tak Berbahaya
Insiden pembodohan massal itu ternyata menggelitik Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika Lapan, Thomas Djamaluddin. Ia menuturkan, gerhana matahari total adalah fenomena yang luar biasa bukan peristiwa penuh marabahaya.
"Padahal Matahari sama seperti yang kita lihat kok. Yang membahayakan itu, kalau kita tidak berhati-hati melihatnya," kata dia.
Alumni Kyoto University tersebut menambahkan, pada saat gerhana sebagian, secara refleks mata sudah merasa silau.
"Maka jangan dipaksakan atau berlomba melihat matahari secara langsung. Itu sangat berbahaya."
Pada saat gerhana total, tambah Thomas, justru paling bagus melihat langsung. Tanpa kaca mata, tak perlu pakai filter.
Thomas juga mengungkapkan, gerhana matahari total 2016 yang akan terjadi pada 9 Maret mendatang merupakan yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia. Untuk itulah, Lapan meluncurkan hitung mundur 55 hari jelang gerhana matahari total.
Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada 2019 -- yakni gerhana matahari cincin. Sementara, gerhana matahari total berikutnya baru melintas di wilayah Nusantara pada 20 April 2023.
Sumber
http://m.liputan6.com/news/read/2412593/pembodohan-massa-soal-gerhana-matahari-total-1983
B. Diskriminasi:
Rabu, 23/12/2015 08:56
Ternyata Ada Diskriminasi Gender dalam Harga Barang
Windratie, CNN Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia -- Jadi perempuan ternyata ongkosnya tidak murah. Di New York, harga produk perempuan ternyata lebih mahal dari produk laki-laki untuk jenis produk yang sama. Dilaporkan oleh NY Daily News, pejabat kota New York menemukan bahwa barang-barang perempuan, dari skuter, celana jeans, atau pisau cukur, harganya jauh lebih tinggi.
Badan urusan konsumen Kota New York memeriksa sekitar 800 produk yang memiliki versi laki-laki dan perempuan jelas.
Produk-produk itu dijual di puluhan toko di kota dan toko online. Mereka menemukan, produk perempuan harganya rata-rata tujuh persen lebih tinggi dari item yang sama untuk laki-laki, berdasarkan laporan yang dikeluarkan pekan lalu.
Dari semua barang yang diuji, barang versi perempuan harganya naik sebanyak 42 persen. Sementara, barang yang sama untuk versi laki-laki harganya naik hanya 18 persen.
“Diskriminasi gender tidak bisa diterima. Dan ketika kita tahu bahwa perempuan lebih sedikit belanja dari laki-laki setiap tahun, studi ini menemukan adanya diskriminasi yang menyudutkan konsumen perempuan,” kata Mayor de Blasio.
Dia mengatakan dewan kota akan menekan para pengecer untuk mengubah disparitas harga dalam gender.
Perbedaan harga terbesar ada pada barang-barang perawatan pribadi. Barang-barang perawatan perempuan harganya rata-rata 13 persen lebih tinggi dari produk yang sama untuk produk perawatan laki-laki.
Analisa terhadap empat industri lain juga melihat adanya kesenjangan harga sebesar empat persen untuk pakaian anak-anak, tujuh persen untuk mainan dan perlengkapan anak-anak, delapan persen untuk pakaian orang dewasa, dan delapan persen untuk produk perawatan rumah tangga.
Para pejabat kota mengatakan temuan tersebut menyimpulkan bahwa perempuan mengeluarkan ribuan dolar lebih banyak dari laki-laki untuk sepaket barang yang sama.
Meski tidak ada hukum mengatur hal ini, tapi pejabat kota sedang mengirimkan surat kepada para pengecer, meminta agar mereka mengubah kebijakan harga diskriminatif gender tersebut.
Sumber
http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151222083845-277-99766/ternyata-ada-diskriminasi-gender-dalam-harga-barang/
C. Etnosentrisme:
'Carok Itu Buruk, Kenapa Dijadikan Kebanggaan'
Rabu, 26 Agustus 2015 04:00 WIB
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Tradisi carok yang hingga kini masih terjadi di beberapa daerah di Madura, menarik perhatian Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Eddy Hariyanto.
Untuk mengikis tindakan carok yang kerapkali menimbulkan korban jiwa itu, wakapolda meminta kepada seluruh elemen masyarakat Madura, menghentikan perbuatan buruk itu.
“Carok itu buruk, kenapa dijadikan kebanggaan. Itu sangat berlebihan. Sayang, kalau melukai seseorang. Kenapa tidak dialihkan ke hal yang positif ke arah olah raga saja,” kata Wakapolda Jatim.
Pernyataan ini diungkapkan wakapolda saat memberikan pengarahan kepada seluruh kapolsek jajaran Polres Pamekasan, Danramil, seluruh camat dan tiga pilar, di pendopo Ronggosukowati, Pamekasan, Selasa (24/8/2015).
Menurut orang nomor dua di jajaran kepolisian Jawa Timur ini, jika carok dialihkan kepada olah raga, pasti hasilnya bisa membawa nama baik kepada yang bersangkutan, keluarga, pemerintah daerah, karena berhasil di tingkat nasional maupun internasional.
Karena itu, wakapolda meminta mulai sekarang pola pikir yang mengarah ke perbuatan carok diubah. Sebab ditinjau dari sisi agama, perbuatan itu tidak boleh. Jangankan melukai dan membunuh orang lain, bunuh diri saja agama jelas melarang.
Dikatakan, untuk mengubah prilaku jelek ini, diperlukan kemauan keras bersama dan keterlibatan semua pihak. Termasuk peran serta tiga pilar dan pemerintah, sehingga bisa meminimalisir terjadinya gesekan antar warga.
Selama ini, sejak lahir sampai sekarang, ia belum pernah bertemu dan menjumpai warga yang carok. Namun karena imej ini sudah kadung melekat di luar dan ini menjadi tugas bagi masyarakat Madura untuk menghilangkan.
“Masalah carok pertejemahannya masih diperdebatkan. Apakah tidak sama dengan perkelahian di luar Madura, seperti tawuran massal, pembunuhan di kota, walau tidak mengatasnamakan carok,” kata Syafii. (Muchsin)
Sumber
http://m.tribunnews.com/regional/2015/08/26/carok-itu-buruk-kenapa-dijadikan-kebanggaan?page=2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar